Minggu kedua bulan Oktober saya mendapat email dari teman
kantor di cabang makasar untuk ikut mendaftar pelatihan perusahaan kami di
pusdiklat Jakarta tgl 2-6 November 2014. Tanpa pikir panjang saya langsung
mendaftar setelah mendapatkan info dari mbah google tentang jadwal semifinal
& final ISL 2014. Ya saat itu lembaga tertinggi sepakbola negeri ini
mengumumkan dengan keyakinan tinggi bahwa semifinal & final akan
berlangsung di Jakarta siapapun tim yang lolos.
H-seminggu semifinal surat undangan pelatihan pun sampai
di kantor cabang Palembang tempat saya berdinas. Alhamdulilah tanpa berceloteh
panjang si bos langsung menandatangani surat dinas plus cuti agar dapat nton
final tgl 7 dan berakhir pekan di kampung halaman tercinta Bandung. Jumat pagi
saya langsung berkemas menuju bandara sultan mahmud badarudin II dan tidak lupa
membawa barang paling penting, bukan seragam kantor apalagi surat dinas tapi Jersey Persib!! Begitu
semangatnya saya karena ingin merasakan apa yang sering di ceritakan boboko
bahwa GBK pernah Biru!!
Baru mendarat di bandara soetta saya langsung terkejut
sekaligus jengkel saat melihat berita via socmed bahwa PSSI memindahkan
semifinal ke jakabaring. Anjir nyaho kieu moal milu pelatihan!! Singkat cerita
semifinal hanya saya saksikan di layar kaca loby pusdiklat di temani satpam
yang ternyata asli majalengka, bobotoh oge geuning. Melalui perpanjangan waktu
persibpun menang 3-1 lawan arema dan seketika itu pula PSSI mengumumkan final
akan berlangsung di Jakabaring. Kali ini saya tidak terlalu terkejut karena
belajar dari pengalaman sebelumnya.Dengan berat hati harus mengabari bapak &
kabogoh bahwa ga jadi mampir ke Bandung karena mau langsung balik Palembang demi
menyaksikan partai final secara langsung. Tentulah bapak memaklumi karena dia
yang ngajarin saya tentang persib, kalau si doi ya memaklumi juga walaupun agak
cemberut.
Sore itu, dengan berkendara sepeda motor berplat D saya
benar-benar merasa berada di kampung halaman tercinta. Sepanjang perjalanan
melihat beberapa orang berbaju biru yang semakin banyak saat jarak semakin
dekat ke stadion kebanggaaan warga sumatera selatan. Tentu tidak sebanyak saat
persib bertanding di bandung tapi ini sumatera selatan bung yang terpisah laut dengan
asal klub tercinta ini. Cuaca yang mendung malah beberapa tempat ada yang
sempat hujan membuat udara terasa sejuk seperti di Bandung, seolah menjadi
pertanda bahwa semesta mendukung kota palembang malam ini akan menjadi milik
Bandung.
Berhubung saya pernah dapat cerita kalau parkir motor di
stadion agak rawan maka saya parkirkan motor di Lippo Plaza (tempat
perbelanjaan) tepat di sebelah gerbang utama sport center jakabaring. Sayang
tiket VIP yang saya cari telah habis di loket, hanya tersisa tribun utara dan
selatan. Akhirnya calo pun jadi pilihan demi mendapatkan view terbaik dari
partai puncak ini.Duduk di VIP barat (sebelah tribun selatan) tentu berbeda
dengan tribun timur yang khusus untuk bobotoh, banyak orang palembang yang
menonton di tribun ini baik memakai atribut persib ataupun persipura. Tentu
saja berdasarkan logat bicara dan pantauan saya yang sudah hampir 2 tahun di
palembang, saya bisa tahu mana yang asli wong kito galo. Ada bapak-bapak
berbaju chelsea yang tentu saja ini mengisayaratkan dukungannya ke tim yang
berwarna baju sama. Ini saya lebih yakin lagi kalau dia pasti orang palembang
yang khusus malam ini memberi dukungan untuk persib, tentu bakal lain warna
baju yang dipakai kalau sriwijaya fc yang menjadi lawan di final.
Pertandingan yang menegangkan selain karena ini partai
final juga karena di atas saya ada sekitar 6 orang palembang pendukung persipura yang girang saat boaz mampu mencetak
gol. Tentu menebak mereka orang palembang jauh lebih mudah karena perawakan
orang timur mudah dikenali. Dan saat tendangan jupe menembus gawang seketika
itu pula kita berteriak dan mereka terdiam. Tapi tidak ada saling memaki
apalagi adu jotos antara kita, ah kapan ya hal seperti ini bisa terjadi di GBK
dengan klub ibukota..
Bobotoh yang saat persib juara 1995 masih kecil atau
bahkan belum lahir pasti pernah mendapat cerita dari kakek, bapak atau paman
tentang kehebatan persib. Dan akhirnya kita akan bisa menceritakan hal yang
sama untuk anak cucu kita nanti.
Saat jalan ke tempat parkir motor yang saya sebutkan
tadi, mulai terbuktilah hipotesa saya.
Pemilik motor yang terparkir ini, banyak memakai baju biru beberapa di
antaranya atribut persib, tentulah bukan bobotoh yang datang langsung dari
jabar. Mungkin ada beberapa perantau seperti saya ataupun yang memiliki sanak
saudara di sini, tapi mayoritas tentu saja orang sini, apalagi saat mendengar
bahasa dan logat mereka yang palembang nian. Banyaknya yang memakai motor untuk
menonton ke stadion terlihat dari tiga pintu yang dibuka masih belum bisa
mengurai antrian motor yang hendak keluar.
Oh iya sayapun menonton dengan 5 rekan kantor, 1 memang
dari bandung seperti saya, yang lainnya beragam asalnya tapi mereka malam ini
sama-sama mendukung persib dan ikut larut dalam euforia tadi. Terimakasih untuk
warga palembang atas dukungannya di partai final ini, baik itu yang asli sini
ataupun hanya berdomisili saja . Saat liga bergulir lagi nanti mungkin mereka
akan kembali memakai atribut tim kebanggaannya masing-masing tapi untuk malam
ini mereka telah menjadi bobotoh. Ya terimakasih bobotoh satu malam.
#PersibJuara!